Bukan
bermaksud menggurui. Disini saya berusaha untuk berbagi sedikit mengenai dunia saya
selama ini. Dan bukan sekedar menaklukkan tuntutan. Bagi saya, Menulis itubukan
sekedar ungkapan hati yang sengaja dituang dalam aksara. Tetapi menulis itu
bukan sekedar mengumbar isi hati atau bermaksud promosi. Menulis, telah menjadi
kodrat manusia yang telah ada meski tak seragam bentuknya sebagai tanda, sinyal
dan media pengganti lisan. Tanpa pengakuan sebenarnya, semua orang adalah
Penulis, penulis bagi dirinya, penulis bagi kisah hidupnya, penulis bagi kebanyakan
orang akan keterkaitan cerita-cerita yang dijalaninya. Jika kebanyakan orang
tertarik akan penampilan luar yang menarik simpati dan berbagi melalui alunan
lagu, kelincahan dalam bercakap, atau beradu acting , saya berusaha untuk menjadi sekat yang membatasi hal itu
untuk lebih bahagia memilih dunia dibalik cover buku tanpa batas dan bebas
berekspresi menggurat kerangka – kerangka hidup hari ini, kemarin, ataupun
besok dengan taburan permohonan hati untuk menjadi lebih baik.
Dunia
inilah, dimana saya bisa mengoreksi diri dan merintis imajinasi. Dunia yang
dianggap sebagian orang hal sepele, tapi disinilah saya tahu, meski sepele saya
bisa bahagia. Berkeliling dibawah perintah otak dan hati, berusaha menapakkan
jejak dalam kisah. Sedih, bahagia, haru, gembira, keraguan, keinginan, impian
dan permohonan seakan menjadi teman yang selalu hadir dalam kehidupan saya, dan
tak ingin jika mereka pergi sia-sia tanpa rasa, seperti inilah saya dulu dibentuk
dari beragam rasa dan berakhir cipta.
Tak
pernah terbesit apa itu dunia menulis. Yang terpenting sejauh manakah kita berusaha
untuk menjadi yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain melalui goresan
tangan yang memotivasi. Melalui dunia inilah saya berusaha mengait sedikit demi
sedikit warisan dari sang ibu yang dulunya seorang puitis, indah mengeja meski
hanya sebuah kata. Jika saat ini saya masih belum mampu berucap spontan apa
yang sebenarnya ingin saya utarakan, dunia inilah yang sigap merangkul saya.
Waktu
itu, saya coba meredam maksud hati dengan menulis catatan harian, meski butuh
kesabaran hal itu bukanlah masalah. Jika kita menulis dari hati akan sampai
juga ke hati setelah membaca ulang, coretan apa yang hari itu terjadi.
Beragam ekspresi sudah tak terdefinisi lagi jika saya membaca takdir yang telah
terjadi dan yang terlewati.
Membuat raut wajah orang lain mendadak girang, tersenyum,
terperanjat, terharu, keheranan dan
bertindak lebih baik adalah konsekuensi dari
sebuah tulisan sederhana bagi saya. sang
pengelana mimpi. Kalau dunia ini dulu berprivasi “hanya saya” ingin rasanya
mengubah privasi itu untuk “publik”, namun dengan tatanan yang lebih baik, rapi
dan sesuai kaidah. Untuk sementara ini, saya mulai membuka celah pintu dunia
itu dengan menyumbangkan sedikit majas-majas dalam rangkaian sebuah puisi. Bersama
ribuan sang pemimpi lainnya saya mencoba menyalurkan kata hati lewat tulisan
penginspirasi. InsyaAllah…
Bagi saya, disinilah
dunia yang sederhana, bebas dan mengingatkan kita untuk berbenah diri menjadi
lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar